Replace December 2013

Friday, December 13, 2013

Joey Jordison Mengundurkan Diri dari Slipknot

Joey Jordison resmi mengundurkan diri dari Slipknot yang merupakan band yang digawanginya sejak 1995. Berita mengejutkan ini baru saja di-post beberapa menit yang lalu oleh loudwire.com yang menyatakan bahwa Joey Jordison hengkang dikarenakan dirinya ingin lebih fokus dengan Scar The Martyr yang merupakan side project nya bersama Jed Simon (Strapping Young Lad) dan Kris Norris (Darkest Hour). Berikut pernyataan resmi dari official website Slipknot :

"To our Maggots and fans around the world,

It is with great pain but quiet respect that, for personal reasons, Joey Jordison and Slipknot are parting ways. We all wish Joey the best in whatever his future holds.

We understand that many of you will want to know how and why this has come to be, and we will do our best to respond to these questions in the near future.

It is our love for all of you, as well as for the music we create, that spurs us to continue on and move forward with our plans for releasing new material in the next year. We hope that all of you will come to understand this, and we appreciate your continued support while we plan the next phase of the future of Slipknot.

Thank you, The ‘Knot"

Hal ini bertentangan dengan hasil wawancara loudwire.com dengan Joey Jordison pada Juni 2012 lalu yang menyatakan bahwa Joey Jordison telah menulis 40 lagu untuk album Slipknot selanjutnya.

Kemungkinan adanya faktor internal bisa menjadi penyebab hengkangnya drummer kelahiran 26 April 1975 tersebut.

Selama 18 tahun terakhir, Slipknot bersama Joey Jordison telah menelurkan 4 buah album dan meraih berbagai macam penghargaan.

Wednesday, December 11, 2013

Ketika si Nuris Ikutan Stand Up Comedy


Stand up comedy? Definisinya adalah ngelawak sambil berdiri. Ya. Maksudnya adalah kita berdiri sendirian di sebuah panggung, dan melawak sambil ditonton orang-orang.

Saya sendiri baru tau stand up comedy pada akhir 2011 dari seorang teman. Sebelumnya, yang saya tahu stand up comedy itu ada di adegan film-film Hollywood, biasanya latar tempatnya di café. Stand up comedian (biasa disebut comic) yang pertama kali saya saksikan adalah Raditya Dika. Seseorang yang saya koleksi buku-buku edan-nya itu saya temukan video aksi stand up comedy-nya di YouTube ketika ia sedang perform di Rolling Stone Café. “Gokil” adalah kata pertama yang muncul di hati saya ketika melihat aksinya yang mengocok perut itu.

Stand up comedy menjadi semakin nge-tren ketika Metro TV meluncurkan sebuah program yang mengizinkan para comic untuk beraksi dan ditayangkan di layar kaca. Setelah Raditya Dika, semakin banyak nama-nama comic yang bermunculan pasca peluncuran program stand up comedy di Metro TV tersebut, diantaranya Soleh Solihun, Jui, Mongol, Mudi Taylor, Pandji Pragiwaksono, dll yang juga tidak kalah gokil dengan Raditya Dika. Beberapa bulan kemudian, Kompas TV juga tidak mau kalah dalam memberikan kesempatan kepada comic untuk eksis, yaitu dengan meluncurkan sebuah kontes stand up comedy yang lebih dikenal dengan nama SUCI, dan berhasil menghasilkan nama-nama seperti Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Ernest Prakasa, Ryan, Fico, Babe, dsb.

Melihat hal itu, saya merasa tertantang untuk tidak lagi menjadi seorang penikmat stand up comedy belaka, namun saya berminat untuk terjun ke dalam dunia tersebut. Sebelum berpikiran seperti itu, sudah banyak sekali teman-teman yang menyarankan saya untuk ber- stand up comedy­, termasuk Ayah saya pun memberikan saran yang sama. Pada awalnya, saya masih belum yakin, namun seiring berjalannya waktu dan materi-materi yang terkumpul dengan sendirinya, saya memberanikan diri untuk mencobanya.

Open mic! Ya! Itu adalah satu-satunya jalan untuk pemula yang ingin mencoba aksi stand up comedy perdananya. FYI, open mic adalah sebuah kegiatan yang mengizinkan siapa pun untuk ber- stand up comedy yang diadakan oleh hampir setiap komunitas regional stand up comedy di Indonesia. Hanya ada 2 komunitas regional yang bisa dijangkau oleh saya, yaitu komunitas stand up comedy Bekasi, dan komunitas stand up comedy Cibubur. Maka dari itu, saya mulai mem-follow kedua akun tersebut di Twitter.

Proses pengumpulan materi hanya memakan waktu kurang dari seminggu, dan saya sering berlatih di depan cermin secara berkali-berkali, maka saya merasa sangat siap untuk berkicau di atas panggung. Pada hari Kamis, 5 Desember 2013, saya berangkat ke Yummy Café Duren Sawit untuk ber-open mic ria yang diadakan oleh sebuah komunitas stand up comedy regional Bekasi, yang (sebut saja) Stand Up Comedy Bekesong.

Ketika itu saya sedang UAS, maka saya dapat pulang lebih cepat dari biasanya. Jam 5 sudah sampai di rumah. Dengan ditemani oleh Bagus (teori “Dimana ada Bagus, disitu ada Nuris, dan sebaliknya” ternyata benar), kami berangkat menerjang hujan dengan mengendarai seekor sepeda motor milik Bagus, menuju Yummy Café.

Seperti yang di-informasikan melalui akun (sebut saja) @StandUp_Bekesong, open mic akan dimulai pukul 7 malam, dan saya menapakkan kaki di Yummy Café, tepat pukul 7 malam. Namun sayangnya, masih sepi. Kami pun duduk berhadapan di sebuah meja yang terdapat di dalam Yummy Café yang masih sepi itu, layaknya sepasang kekasih gay metal berkaos DeadSquad dan Seringai. (AMIT-AMIT YA ALLAH..) Minuman kami pun tidak kalah unyu. Mungkin bagi sebagian orang yang melihat kami yang berpenampilan seperti itu masuk ke dalam café, mereka akan menyangka kami akan memesan bir sebagai minuman lelaki perkasa. Namun yang kami pesan adalah 2 gelas Ice Milo Dinosaurs. Ya. Semakin terlihat seperti sepasang kekasih gay metal. (NAUDZUBILLAHI MIN DZALIK!!!). Menit demi menit berlalu. Jam demi jam berlalu, dan open mic belum juga dimulai. Stok topik obrolan antara saya dan Bagus pun sudah hampir habis. Kami mengobrol dari mulai soal JKT48 (mostly), band metal, band harcore, UAS, UN, hingga bokep. Saya sudah hampir 12X bolak-balik kamar mandi (tanyakan kepada rumput yang bergoyang) dan ternyata para anggota komunitas @StandUpIndo_Bekesong masih bercakap-cakap di area parkiran, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Besok masih UAS. Fak.

Syukurnya, ketika saya keluar dari kamar mandi untuk yang ke-13 kalinya, para comic tersebut sudah berada di dalam café dan sang MC memulai acara open mic. “Selamat datang di open mic Stand Up Comedy Bekesong! Bagi yang mau ikutan open mic, silahkan daftar ke mas-mas yang kumisan di sebelah sana.” Kata si MC sambil menunjuk mas-mas kumisan itu. Saya pun menghampirinya.

“Bang, mau ikutan open mic.”
“Oh silahkan. Ini tinggal diisi nama sama username Twitter-nya, mas.” Kata dia sambil memberikan saya secarik kertas.

Saat saya sedang menuliskan nama saya di kertas tersebut, si MC yang belakangan saya ketahui bernama Abi, menghampiri saya.

“Dari mana bro? Baru pertama kesini ya?”
“Dari Cibubur bang. Iya saya baru pertama kesini.”
“Oh kalo open mic di Cibubur udah sering dong ya?”
“Belom bang. Ini perdana saya open mic.”
“Ooooh.. nanti kalo di panggung kalo nge-blank wajar kok. Santai aja.”

Abi sang MC kembali naik ke atas panggung dan kembali berkicau.

“Yak kita mulai saja open mic pada malam hari ini. Comic pertama malam ini jauh-jauh datang dari Cibubur dan malam ini pecah keperawanannya sebagai comic. Beri tepuk tangan untuk Nuris Sungkar!!!”

Saya naik ke atas panggung dan mengambil microphone. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya sudah berkali-kali berlatih di rumah, maka Alhamdulillah tidak ada rasa nervous sama sekali. Para anggota komunitas duduk berjejer tepat di depan panggung layaknya juri Indonesian Idol, dan para penonton biasa duduk agak jauh dari panggung.

“Assalamu’alaikum WR WB.” Kata saya dan penonton menjawab serentak.
“Selamat malam.” Kata saya dan lagi-lagi penonton menjawab serentak.
“Nama gua Nuris Sungkar. Hmm.. Jam berapa sih nih? Gua ngantuk ya.. Padahal nanti malem gua ada janji sunah rosul sama Shania JKT48.” Buka saya dan para penonton awam tertawa ala kadarnya, sedangkan para anggota komunitas diam tanpa kata. Karena jumlah anggota komunitas yang mayoritas, bit perdana saya itu terasa sunyi. Saya melanjutkan.
“Disini ada yang pernah boker di celana gak? Ayo yang pernah angkat tangan.” Dan yang angkat tangan Cuma para penonton awam. Para anggota mafia komunitas hanya terdiam sambil memasang tampang yang sangat bete.
“Jadi gua ini dari TK udah terkenal suka boker di celana. Dan naasnya, di hari pertama gua masuk SD, gua udah boker di celana. Jadi waktu itu, guru gua lagi baca tabloid sambil nungguin murid-murid ngerjain LKS. Karena gua udah terbiasa boker di celana dari TK, gua gak nyadar kalo ternyata gua lagi boker. Guru gua gak sengaja liat.
“Nuris, kamu ee’ di celana ya?”
Hah? Oh iya, Bu. Hehehe.” Kata gua setelah nyadar kalo tokai gua udah nyampe paha.
Cebok dong sana! Ntar pada kebauan tuh temen-temennya.”
Saya belom bisa cebok sendiri, Bu.”
“Haduuh.. yaudah sini ikut ibu ke kamar mandi.”
Ini bukan bokep ya. Gua tau nih muka-muka lo tuh muka-muka RedTube semua. Gua tau lo nyangkanya gua dibawa ke kamar mandi, diiket di bangku, udah gitu guru gua pake baju Catwoman sambil bawa-bawa pecut gitu kan? Nggak. Itu fetish banget. Guru tuh pantes banget disebut pahlawan tanpa tanda jasa karena walaupun dia bukan ibu gua, dia bersedia nyebokin gua. Gua dicebokin men. Tapi lo tau gua dicebokin pake apa? PAKI KAKI MEN!” Saya begitu yakin ketika saya meneriakkan punchline “PAKE KAKI MEN!”, para penonton akan tertawa terbahak-bahak. Namun Tuhan berkata lain. Yang ketawa terbahak-bahak malah jangkrik. Fak. Bit kedua gagal juga. Dan para anggota komunitas tersebut hanya tersenyum sinis dan Abi sang MC menyilangkan kedua tangannya dengan eskpresi meremehkan saya. Emang sih Cuma becanda. Tapi gesturnya tuh seakan berkata, “LO TUH GAK PANTES DISINI! PULANG AJA, NYET!”. Setelah melihat ekspresi para pemilik acara tersebut, lagu Creep-nya Radiohead pun mengudara di dalam hati saya.

But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here”

Ya sedih memang. Tetapi saya tetap harus melanjutkan penampilan saya dengan bit-bit selanjutnya. Namun karena belum pulih dari reaksi para anggota itu, saya nge-blank.

“Hmm.. Oke gua nge-blank. Sori.” Kata saya dan para anggota tersebut malah memberikan saya tepuk tangan yang amat sangat meriah. Saya cuma bisa melotot heran sambil geleng-geleng palkon kepala. Akhirnya, bit-bit selanjutnya saya tampilkan dengan seadanya dan hasilnya tetap sama. 3 menit kemudian saya turun panggung.

“Ya itulah tadi penampilan dari Nuris Sungkar.” Bagus yang sedari tadi merekam saya dengan kamera digital cuma bisa memasang tampang prihatin sambil menjabat tangan saya. Saya langsung melihat video hasil rekaman Bagus tersebut dan saya seketika berekspresi seperti ini :

Kebayang kan betapa menyedihkannya penampilan stand up comedy saya? Ya. Saya cuma bisa menahan duka dengan pergi ke toilet dan menangis dibawah guyuran keran wastafel. Saya tak kuasa menahan rasa kecewa dan pamit pulang kepada para anggota yang udah pada jago ngelawak dan tidak pernah meremehkan orang lain itu.

Ketika di perjalanan pulang saya hanya bisa menyadari bahwa tidak semua rencana berjalan sesuai dengan keinginan dan pada saat yang sama, saya nge-tweet :

“#np Radiohead – Creep” 

Bagi yang penasaran mau liat betapa garingnya aksi stand up comedy saya, ini videonya :