Replace March 2017

Sunday, March 5, 2017

Daniel Mardhany dan Badai dalam Deadsquad

http://www.flickriver.com/photos/akmlnst/19465713425/

Unit death metal asal ibukota, Deadsquad, ditinggalkan oleh dua personilnya dalam interval hanya 22 hari. Andyan Gorust, penabuh drum sekaligus salah satu pionir dari band yang memasuki usia 11 tahun itu, mengundurkan diri pada 8 Februari. Dan Alan Musyfia, pemain bass yang tergabung selama 3 tahun terakhir, mengundurkan diri 22 hari setelah hengkangnya Gorust.

Para penggemar Deadsquad yang dijuluki Pasukan Mati tentu bertanya-tanya mengenai apa yang sedang terjadi di dalam band yang baru saja melakukan tur di Jepang tahun lalu. Terkait hal itu, saya mewawancarai Daniel Mardhany, sang frontman dan penulis lirik dalam band tersebut.


Dalam setahun terakhir, Deadsquad kehilangan tiga personilnya dari mulai Coki Bollemeyer, Andyan Gorust, hingga Alan Musyfia. Bahkan pemain bass terdahulu, Bonny Sidharta, telah mengundurkan diri lebih awal. Sebenarnya apa yang sedang terjadi di dalam DeadSquad?

Sedang terjadi badai dalam band ini. Saya tetap bertahan di tengah badai yang sangat tidak saya harapkan, tapi telah terjadi. Badai tak akan pernah berlalu, hanya berhenti sesaat. Band sekaliber Slipknot, Slayer, The Black Dahlia Murder, Suffocation, Cannibal Corpse, Napalm Death, Misfits, Iron Maiden, Black Sabbath, The Cure, Pink Floyd, sampai band skena lokal seperti Jasad, Sore, Burgerkill, Homogenic juga pernah ganti personil yang notabenenya adalah founder band tersebut. Ada yang dikemudian hari balik lagi, ada yang engga.

Fenomena ini mengingatkan kita pada Siksakubur yang juga kerap ditinggalkan para personilnya. Apakah yang dialami Deadsquad serupa dengan yang dialami oleh Siksakubur?

Serupa tapi gak sama-sama banget mungkin ya. Gak cuma SK (Siksakubur) doang, banyak band lain yang mengalami kejadian tak menyenangkan seperti ini. Contohnya The Misfits yang ditinggalkan frontman dan otak mereka Glenn Danzig, walaupun belum lama ini Danzig reunian dengan Misfits setelah cukup lama bersolo karir. Napalm Death adalah contoh konkret band yang personil aslinya udah gak ada.

Dari fenomena tersebut, sikap dan treatment apa saja yang dibutuhkan oleh seorang personil untuk menjaga keutuhan bandnya?

Gue jarang keluar dari band sih, tapi pada akhirnya band-band gue terdahulu hilang ditelan kesibukan, contohnya kayak dulu waktu sama Perfect Enemy atau Alprakaliptik. Jadi gak relevan gue menjawab pertanyaan ini karena biasanya gue ngeband sampai titik akhir dari band tersebut. Contohnya Abolish Conception yang saya bentuk dari 2002, hidup segan tapi gak mati-mati. 

Stevi Item adalah satu-satunya personil orisinal yang bertahan dalam Deadsquad, begitu pula dengan Andre Tiranda dalam Siksakubur, atau Eben dalam Burgerkill. Bagaimana pandangan anda mengenai kata 'leader' dalam sebuah band?

Ya leader dalam suatu band itu cukup perlu, karena di tiap band, personil punya peran masing-masing. Kelas di sekolah aja ada ketua kelasnya, bro. Hehehe. Saya contoh leader yang buruk di Abolish Conception hingga akhirnya band tersebut belum ada album sampai saat ini, hahaha. Tapi tetap latihan minimal satu semester sekali dan tetap menyenangkan ngeband bareng teman-teman seangkatan dari SD - SMP. Mungkin ada saatnya Abolish Conception mengeluarkan rilisan fisik. Leader band yang canggih menurut gue adalah Billie Joe Armstrong (Green Day), bandnya tetap produktif dan personilnya gak pernah ganti. Selain dia, Dave Grohl dan Damon Albarn adalah leader yang sangat keren di mata saya, dengan berbagai band lainnya dan project kolaborasi yang bermuara dengan album, mereka tetap bisa menghasilkan karya yang bagus dengan band utama mereka, dan mereka tahu kapan untuk rehat sejenak melakukan project lain demi mengatasi kejenuhan dengan band utama mereka, lalu kembali dengan ide-ide segar dan cemerlang.

Andyan Gorust dan Alan Musyfia kini berada dalam satu band, yaitu Hellcrust. Dan dibawah label yang anda dirikan Alaium Records, anda akan merilis album kedua mereka dalam format kaset. Bagaimana anda dapat tertarik dengan Hellcrust?

Ya, Alaium hanya merilis album dari band yang saya suka doang, dan kalo bandnya mau diajak kerjasama dan gak ribet, saya rilis. Se-simple itu sih. Japra adalah salah satu sosok vokalis yang influential buat saya. Andyan dan Alan adalah salah dua mitra band terbaik yang pernah saya punya dan saya menyukai konsep dan materi Kalamaut (album perdana Hellcrust). Segala karya mereka mendapat apresiasi baik dan dukungan tulus dari saya sebagaimana mereka mendukung saya melanjutkan Deadsquad dan memulai !B! (!BERBAHAYA!). Alan sebelum di Deadsquad memang bagian dari Hellcrust, makanya gue heran orang banyak yg mengira dia ninggalin Deadsquad, terus masuk Hellcrust. Padahal dia di Deadsquad itu ditarik dari Hellcrust.

Siksakubur, Deadsquad, dan Hellcrust akan sepanggung dalam pergelaran Bekasi Bawah Tanah pada 1 April mendatang. Ketiga band tersebut secara unik saling berkaitan. Apakah ada semacam persaingan di dalamnya, atau justru kalian akan saling berkolaborasi?

Gue udah gak suka sepak bola karena faktor persaingan buta antar klub dan fansnya, dan bagi gue, seni berbeda dengan olahraga. Gue pribadi tidak merasa ada persaingan, sebagai bagian dari scene dan penikmat musik, gue malah senang kalo ada band yang menghasilkan album yang bagus menurut gue, dan itu menjadi trigger/motivasi, kadang sekaligus menginpirasi karya-karya gue. Gue sangat senang berkolaborasi dengan band yang gue suka, tapi kayaknya tanggal 1 nanti gak ada kolaborasi. Tapi kalo Siksakubur atau Hellcrust mengajak saya kolaborasi, saya tak akan menolak selagi waktu saya ada. Gue malah kepikiran di masa yang akan datang, Deadsquad bikin split album sama Hellcrust, judulnya "Deadcrust!". plesetan dari album pertama Mayhem, Death Crush!

Selain Deadsquad, anda memiliki berbagai macam proyek musik lain seperti Die Roboter, !BERBAHAYA!, Bisinggama, dsb. Bagaimana anda dapat mengatur waktu? Apakah Deadsquad berada pada posisi teratas dalam skala prioritas anda?

Semua band saya, dimana saya sedang menjalankannya, adalah prioritas saya. Ketika Die Roboter harus melakukan suatu "performing arts", maka prioritas saya Die Roboter. Misalnya ketika Deadsquad mau tur atau menyiapkan materi dengan formasi baru, prioritas saya Deadsquad. Ketika !BERBAHAYA akan merilis MLP (bukan mini album bukan full album) perdana, maka prioritas saya adalah !BERBAHAYA!. Ketika hasrat saya akan musik shoegaze dan noise harus disalurkan, maka prioritas saya Bisinggama. Semua tergantung sikon-nya dan semua bisa dikondisikan selama ada passion! Saya rasa banyak musisi dengan mindset yang seperti saya di berbagai belahan benua lain, atau mungkin di kota yang sama.

Anda dan Stevi Item merupakan dua personil terakhir yang tersisa dalam formasi Horror Vision, debut album Deadsquad. Apa yang kalian diskusikan mengenai kelanjutan Deadsquad?

Gue udah punya rencana EP untuk Deadsquad dengan formasi terbaru. Konsep EP-nya udah gue tulis di notes gue, dan gue sudah kasih ke Tepi (Stevi Item), dia juga setuju dengan konsep yang gue buat. k Karena Deadsquad juga belum pernah membuat EP, mungkin sekarang saat yang tepat untuk membuat mini album dengan formasi baru nanti. Konsep artwork dan judul lagu baru sudah ada dikepala saya, tinggal menunggu untuk diaplikasikan saja.


Siapa saja kandidat yang memungkinkan untuk mengisi posisi-posisi kosong di Deadsquad?

Gue sih kalo drummer terang-terangan aja secara subjektif, gue sreg sama Akbar dari Revenge/Kief karena memang sudah lama kenal sama dia dan secara kapasitas sudah teruji, dan seleranya juga luas dan nyambung sama gue, dan yang pasti kita tumbuh di scene yang sama dengan era yang hampir sama pula. Untuk bassist, mungkin bassist-nya !BERBAHAYA! (Bonny Sidharta) yang merupakan founder Deadsquad juga, tapi keputusannya balik lagi ke mereka. Gue cuma bisa berusaha dan berharap tidak bisa memaksa dengan cara Don Corleone, hahaha.

Bagaimana anda melihat Deadsquad dalam 10 tahun ke depan?

Harus tanya ke Suhu Yo kayaknya jawabannya, hahaha. Karena banyak hal tak terduga, baik itu hal baik dan buruk yang akan dilalui suatu band. Yang pasti kalau Deadsquad, akan tetap death metal musiknya. Tetap ngebut dan teknikal karena itu adalah trademark band ini, dan benang merah materinya masih tetap dari Horror Vision atau tur dan bikin album dengan formasi era Horror Vision juga mungkin. Selama masih bernyawa, kemungkinan-kemungkinan bisa menjadi nubuat/kenyataan. Kalau buat karir musikal diri gue sendiri, gue sedikit bisa menerawang mungkin 10 tahun lagi skill saya untuk menjadi gitaris band ska gelombang kedua (1979), sudah cukup mumpuni dan akhirnya kesampain punya band ska ala rilisan 2 Tone Records seperti The Specials. Outfit dan gitarnya sudah saya siapkan dari sekarang, tapi skill-nya belum ada, hahaha. Mungkin juga saya akan menjadi musisi avantgarde seperti Merzbow dengan banyak kolaborasi dengan band-band keren yang saya suka di 10 tahun yang akan datang. Bisa juga menjadi lebih produktif dengan berkarya melalui project personal ambisius saya, Bisinggama, menghasilkan album dengan komposisi dan chord yang simple dengan sound yang kompleks. Bisa juga satu dekade lagi tur antariksa bersama Die Roboter!

Friday, March 3, 2017

Antara Idola dan Role Model

Pada umumnya setiap manusia yang hidup dalam peradaban modern memiliki idola. Namun apakah idola bermakna sama dengan role model atau model peran?

Saya tidak akan menggunakan kutipan dari KBBI atau kamus lainnya, melainkan saya mencoba menerjemahkannya sendiri. Idola adalah subjek maupun objek yang dikagumi dan dipuja oleh individu atas penampilannya secara fisik, maupun atas kemampuannya dalam melakukan sesuatu. Sementara role model adalah subjek yang memiliki nilai-nilai dalam perilaku dan pemikiran yang dijadikan sebagai suatu acuan bagi individu.

Dalam tulisan saya yang berjudul Segerombol Konformis yang Latah dan Imitatif, saya mencoba memotret fenomena sosial secara sarkastik dimana banyak sekali individu-individu yang memiliki preferensi buruk,  tidak selektif, dan cenderung 'asal-asalan' dalam menentukan idola dan role model sehingga menghasilkan predikat imitatif, latah, konformis, dan poser. Idola dan role model mereka pun silih berganti akibat kecenderungan mereka yang selalu membuntuti tren.

Saya memiliki banyak idola. Scarlett Johansson, Anna Kendrick, dan Emma Watson saya idolakan atas ketertarikan secara fisik. Joey Jordison, Mike Portnoy, dan Travis Barker saya idolakan atas dasar kemampuan mereka dalam bermain drum. Rivers Cuomo, Matt Skiba, Dave Grohl dan Tom DeLonge saya idolakan atas keterampilan mereka sebagai pencipta lagu. Stephen King, Dan Brown, dan J.K. Rowling saya idolakan atas kemampuan mereka dalam menulis. Bung Karno, Fidel Castro, dan Mikhail Gorbachev saya idolakan atas gaya kepemimpinan mereka. Semuanya didasari atas penampilan fisik dan kemampuan dalam bidang mereka masing-masing.

Di antara idola-idola tersebut, hanya satu orang yang cukup relatable hingga saya jadikan seorang role model, yaitu Matt Skiba.


Saya telah menjadi seorang penggemar Matt Skiba jauh sebelum ia bergabung dengan blink-182. Ketika SMA, saya mendengarkan band-band hardcore punk and extreme metal, hingga suatu saat saya terdorong untuk eksplorasi ke berbagai genre, dari mulai punk rock, alternative rock, hingga fusion jazz. Dari sejumlah band yang saya 'buru' via YouTube, tiga band yang paling menarik perhatian saya dengan genre yang berbeda, yaitu Alkaline Trio (punk rock), Weezer (alternative rock), dan Chick Corea Elektric Band (fusion jazz).

Lagu dari Alkaline Trio yang pertama kali saya dengarkan, dan hingga saat ini masih menjadi favorit saya, adalah "Armageddon" dari album From Here to Infirmary yang dirilis pada 2001 silam. Secara musikal, Alkaline Trio mendongkrak adrenalin saya dan mengingatkan saya pada 'nyawa' dari band-band punk rock 80-an seperti Misfits dan Social Distortion, namun dengan sound yang lebih modern dan melodius. Secara lirikal, elemen horror punk sangat terasa kuat dengan tema-tema yang gelap, edgy, dan emosional di saat yang bersamaan.

Semenjak itu, saya mulai rajin browsing mengenai segala sesuatu tentang Alkaline Trio melalui internet dan menemukan bahwa orang dibalik lirik-lirik gelap Alkaline Trio adalah sang lokomotif Matt Skiba sebagai vokalis/gitaris. Dan saya mulai menggali internet lebih dalam, dengan fokus pencarian lebih spesifik, yaitu mengenai siapa sebenarnya Matt Skiba.

Setelah browsing secara intensif, saya menemukan beberapa hal menarik mengenai Matt Skiba:

1. Mengejar passion-nya
Masa remaja Matt Skiba adalah sebagai seorang anak punk rock dengan hobi bermain skateboard di kawasan Chicago, Amerika Serikat, yang memiliki ketertarikan terhadap dunia seni. Ia kemudian berkuliah jurusan Desain di Columbia College dan menyadari bahwa apabila ia menjadi seorang desainer profesional, maka ia harus berhadapan dengan komputer selama delapan jam sehari dan ia tidak menyukai hal tersebut.

Pada dasarnya, ia membenci desk job. Maka dengan tekad yang kuat, ia mengorbankan pendidikannya dan mulai berjuang mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang punk rocker profesional. Pada 1996, ia membentuk sebuah band bernama Alkaline Trio dan bertanggung jawab atas pilihannya dengan mulai bekerja sebagai kurir sepeda, mengantarkan berbagai surat dan paket ke seluruh Chicago dengan menggunakan sebuah sepeda, hingga tak jarang pula ia tertabrak mobil ketika sedang bertugas.

Perlahan-lahan, panggung demi panggung,
Alkaline Trio mendapatkan kontrak rekaman dengan label Asian Man Records milik Mike Park, dan dalam hitungan tahun, Alkaline Trio pada akhirnya dapat menjadi sumber penghidupan Skiba secara finansial. Ya, memang betul adanya bahwa Amerika Serikat berbeda dengan Indonesia secara demografis, sosiologis, politik, dan lain sebagainya, namun pengalaman Skiba cukup inspiratif bagi kita semua untuk berani 'banting setir' demi mewujudkan impian.

2. Seorang  freak yang sukses.
Jika diperhatikan dari cara ia berperilaku, berpakaian, berbicara, dan menulis lirik, dapat disimpulkan dengan mudah bahwa Skiba adalah seorang yang eksentrik dan aneh. Namun ia membuktikan bahwa ia berhasil stand out dan melakukan apa yang ia cintai sehingga ia dapat menjalankan kehidupan yang ia impikan. Hidupnya tidak terpaku pada alarm, ia bebas dari jeratan bos dan korporat, melainkan dalam kesehariannya ia dapat menjalankan hobinya sebagai pekerjaan; menulis lirik, menciptakan lagu, dan manggung di berbagai tempat. Atas konsistensi dan attitude yang baik, ia dipercaya untuk menggantikan Tom DeLonge di blink-182 yang merupakan salah satu band pop punk paling populer di planet ini. Bahkan debut albumnya bersama blink-182 yang berjudul "California" berhasil mendapatkan sebuah nominasi dalam Grammy Awards, yang sebelumnya belum pernah didapatkan oleh blink-182.

3. Bernyali tinggi.
Dalam sebuah wawancara, ia menyatakan bahwa rasa takut adalah produk dari ego dan merupakan emosi yang tidak penting. Dia tidak takut dengan apapun kecuali rasa takut itu sendiri, dan memang benar. Ia bercerita bahwa mantan istrinya gemar membaca berbagai majalah, dan di salah satunya terdapat kuis mengenai rasa takut dengan pertanyaan-pertanyaan seperti; apakah anda takut dengan hiu? Tidak, dia pernah menyelam bersama hiu putih di Afrika Selatan. Apakah anda takut dengan ketinggian? Tidak, terjun payung adalah salah satu hobinya. Apakah anda takut dengan kematian? Tidak, karena tidak dapat dihindarkan. Apakah anda takut dengan kecelakaan pesawat? Tidak, karena ia dan mantan istrinya pernah hampir tewas akibat pesawat yang ia tumpangi menuju New York menabrak permukaan air, dan saat itu ia benar-benar merasa rileks menerima kematiannya. Namun takdir berkata lain, ia dan mantan istrinya selamat dari maut. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa keberanian Skiba setingkat lebih tinggi di atas keberanian manusia pada umumnya.

4. Menjaga kesehatan mental dan fisik.
Skiba adalah seorang praktisi Transcendental Meditation, sebuah teknik meditasi asal India yang dipopulerkan di Amerika Serikat oleh David Lynch, yang notabene adalah penulis dan sutradara favoritnya. Menurutnya, meditasi tersebut membuat pikirannya menjadi jernih dan tenang dan hal tersebut sangat membantunya dalam proses kreatifnya sebagai musisi dan seniman lukis.

Ia pun menjaga kesehatan fisiknya dengan baik dengan berlari sepanjang 5 mil sehari dan menjadi seorang vegan. Baginya, daging bukanlah sesuatu yang layak untuk dikonsumsi karena ia menganggap daging adalah bagian dari dirinya. Skiba memang pernah terjerumus dalam narkotika, namun ia sudah lama berhenti menggunakan substansi tersebut dan kini ia menjaga dirinya agar selalu sober.

5. Memiliki attitude positif.
Walaupun seorang 'pemberontak', dalam sebuah wawancara ia berkata bahwa menurut Ibunya, Skiba adalah seorang anak yang memiliki emosi yang sangat peka. Ia bahkan menangis ketika melihat seorang anak dengan kondisi down syndrome. Ia pun bersikap sangat menghormati setiap individu, terutama wanita sebab menurut rekan-rekan bandnya ia selalu menjaga diri dari seks bebas, walaupun sebagai seorang bintang rock banyak sekali wanita yang rela mempersembahkan sekujur tubuh mereka kepadanya.

6. Seorang seniman sejati.
Dikenal sebagai musisi, Skiba pun memiliki kemampuan artistik lainnya yaitu melukis. Bahkan dari pos-pos Instagram-nya, lukisan Skiba dipamerkan dan diperjual-belikan. Selain itu, ia juga memiliki kemampuan sastrawi yang baik. Lihat saja lirik-lirik ciptaannya di Alkaline Trio. Bahkan Mark Hoppus sang pembetot bas di blink-182 sampai memujinya sebagai seorang penyair murni.

Hampir semua idola saya memiliki nilai-nilai khusus. Walaupun tidak semuanya saya golongkan sebagai role model seperti Matt Skiba. Rivers Cuomo dari Weezer, cukup inspiratif walaupun bertolak belakang dengan Skiba, ia nekad mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Harvard University di tengah popularitas Weezer yang sedang memuncak. Demi pendidikan, ia berusaha me-manage waktu antara Weezer dan perkuliahannya. Ia menghabiskan waktu 11 tahun, sejak ia berusia 25 hingga 36 tahun, hingga akhirnya ia menyandang Sarjana Bahasa Inggris jebolan Harvard.

Tom DeLonge pun cukup saya apresiasi dengan tekad mengejar passion-nya sebagai peneliti UFO walaupun pada akhirnya membuat blink-182 sempat terbengkalai. Begitu pula dengan Dave Grohl yang berhasil mempertahankan kesuksesan karir musiknya dengan Foo Fighters pasca bubarnya Nirvana akibat kematian Kurt Cobain.

Dapat disimpulkan bahwa popularitas harus disertai tanggung jawab yang baik. Ketika seseorang mendapatkan popularitas, ia bukan hanya berpotensi menjadi seorang idola, namun juga seorang role model. Jika ia memiliki keinginan untuk sekaligus menjadi seorang agent of change, maka ia pun harus berusaha menunjukkan sikap dan perilaku yang berpotensi menciptakan perubahan progresif. Kecuali jika memang dari awal berniat untuk menghancurkan masyarakat beserta moralnya, ya silahkan saja asal bersedia menerima kritik bertubi-tubi.

Anda bebas dalam menentukan siapa dan berapa banyak idola kita, namun dalam hal penentuan role model, dibutuhkan seleksi, pertimbangan, atau bahkan riset semampunya melalui internet, literatur, atau apapun itu. Dengan begitu, anda tidak akan merasa menderita akibat terlalu memaksakan diri dalam mengimitasi seorang tokoh/selebriti yang sedang populer hanya karena anda ingin menyandang predikat 'gaul'.

Jika anda menjadikan si A sebagai role model atas pertimbangan gaya berpakaian yang menurut anda keren, yang anda dapatkan hanyalah pemborosan uang akibat terus-menerus membeli pakaian agar dapat mengimitasi fashion si A. Jika anda menjadikan si B sebagai role model anda atas dasar ketertarikan anda terhadap gaya hidupnya yang hedonistik dan glamor, ya berhentilah mengeluh dan mulai bekerja keras agar dapat mengimitasi gaya hidup si B.

Di era serba demokratis seperti saat ini, kita memiliki preferensi yang tidak terbatas dalam mengambil keputusan dan menentukan pilihan. Seperti anda yang selalu berpikir "Suka-suka gue dong mau niru siapa aja, hidup-hidup gue." setiap kali membaca kritik sosial yang saya tuangkan dalam blog ini. Begitu pula dengan saya. Suka-suka gue dong, mau kritik apa juga, blog-blog gue.

Yang disayangkan adalah mereka yang berdiam diri, tenggelam dalam rasa muak akan busuknya perilaku sosial dari individu-individu di sekitar. Ingatlah bahwa sekecil apapun hal yang kita lakukan akan berdampak bagi perubahan sosial ke arah yang kita inginkan.