Stand
up comedy?
Definisinya adalah ngelawak sambil berdiri. Ya. Maksudnya adalah kita berdiri
sendirian di sebuah panggung, dan melawak sambil ditonton orang-orang.
Saya sendiri baru tau stand up comedy pada akhir 2011 dari
seorang teman. Sebelumnya, yang saya tahu stand
up comedy itu ada di adegan film-film Hollywood, biasanya latar tempatnya
di café. Stand up comedian (biasa
disebut comic) yang pertama kali saya
saksikan adalah Raditya Dika. Seseorang yang saya koleksi buku-buku edan-nya itu
saya temukan video aksi stand up comedy-nya
di YouTube ketika ia sedang perform di Rolling Stone Café. “Gokil” adalah kata
pertama yang muncul di hati saya ketika melihat aksinya yang mengocok perut
itu.
Stand
up comedy
menjadi semakin nge-tren ketika Metro TV meluncurkan sebuah program yang
mengizinkan para comic untuk beraksi
dan ditayangkan di layar kaca. Setelah Raditya Dika, semakin banyak nama-nama comic yang bermunculan pasca peluncuran
program stand up comedy di
Metro TV tersebut, diantaranya Soleh Solihun, Jui, Mongol, Mudi Taylor, Pandji
Pragiwaksono, dll yang juga tidak kalah gokil dengan Raditya Dika. Beberapa
bulan kemudian, Kompas TV juga tidak mau kalah dalam memberikan kesempatan
kepada comic untuk eksis, yaitu
dengan meluncurkan sebuah kontes stand up
comedy yang lebih dikenal dengan nama SUCI, dan berhasil menghasilkan
nama-nama seperti Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Ernest Prakasa, Ryan, Fico, Babe,
dsb.
Melihat hal itu, saya merasa tertantang
untuk tidak lagi menjadi seorang penikmat stand
up comedy belaka, namun saya berminat untuk terjun ke dalam dunia tersebut.
Sebelum berpikiran seperti itu, sudah banyak sekali teman-teman yang
menyarankan saya untuk ber- stand up
comedy, termasuk Ayah saya pun memberikan saran yang sama. Pada awalnya,
saya masih belum yakin, namun seiring berjalannya waktu dan materi-materi yang
terkumpul dengan sendirinya, saya memberanikan diri untuk mencobanya.
Open
mic!
Ya! Itu adalah satu-satunya jalan untuk pemula yang ingin mencoba aksi stand up comedy perdananya. FYI, open mic adalah sebuah kegiatan yang
mengizinkan siapa pun untuk ber- stand up
comedy yang diadakan oleh hampir setiap komunitas regional stand up comedy di Indonesia. Hanya ada
2 komunitas regional yang bisa dijangkau oleh saya, yaitu komunitas stand up comedy Bekasi, dan komunitas stand up comedy Cibubur. Maka dari itu,
saya mulai mem-follow kedua akun
tersebut di Twitter.
Proses pengumpulan materi hanya memakan
waktu kurang dari seminggu, dan saya sering berlatih di depan cermin secara berkali-berkali,
maka saya merasa sangat siap untuk berkicau di atas panggung. Pada hari Kamis,
5 Desember 2013, saya berangkat ke Yummy Café Duren Sawit untuk ber-open mic ria yang diadakan oleh sebuah
komunitas stand up comedy regional Bekasi, yang (sebut saja) Stand Up Comedy
Bekesong.
Ketika itu saya sedang UAS, maka saya
dapat pulang lebih cepat dari biasanya. Jam 5 sudah sampai di rumah. Dengan
ditemani oleh Bagus (teori “Dimana ada Bagus, disitu ada Nuris, dan sebaliknya”
ternyata benar), kami berangkat menerjang hujan dengan mengendarai seekor
sepeda motor milik Bagus, menuju Yummy Café.
Seperti yang di-informasikan melalui
akun (sebut saja) @StandUp_Bekesong, open
mic akan dimulai pukul 7 malam, dan saya menapakkan kaki di Yummy Café,
tepat pukul 7 malam. Namun sayangnya, masih sepi. Kami pun duduk berhadapan di
sebuah meja yang terdapat di dalam Yummy Café yang masih sepi itu, layaknya
sepasang kekasih gay metal berkaos
DeadSquad dan Seringai. (AMIT-AMIT YA ALLAH..) Minuman kami pun tidak kalah unyu.
Mungkin bagi sebagian orang yang melihat kami yang berpenampilan seperti itu
masuk ke dalam café, mereka akan menyangka kami akan memesan bir sebagai
minuman lelaki perkasa. Namun yang kami pesan adalah 2 gelas Ice Milo Dinosaurs. Ya. Semakin terlihat
seperti sepasang kekasih gay metal. (NAUDZUBILLAHI
MIN DZALIK!!!). Menit demi menit berlalu. Jam demi jam berlalu, dan open mic belum juga dimulai. Stok topik
obrolan antara saya dan Bagus pun sudah hampir habis. Kami mengobrol dari mulai
soal JKT48 (mostly), band metal, band
harcore, UAS, UN, hingga bokep. Saya sudah hampir 12X bolak-balik kamar mandi
(tanyakan kepada rumput yang bergoyang) dan ternyata para anggota komunitas
@StandUpIndo_Bekesong masih bercakap-cakap di area parkiran, sedangkan waktu sudah
menunjukkan pukul 9 malam. Besok masih UAS. Fak.
Syukurnya, ketika saya keluar dari kamar
mandi untuk yang ke-13 kalinya, para comic
tersebut sudah berada di dalam café dan sang MC memulai acara open mic. “Selamat datang di open mic Stand Up Comedy Bekesong! Bagi
yang mau ikutan open mic, silahkan
daftar ke mas-mas yang kumisan di sebelah sana.” Kata si MC sambil menunjuk
mas-mas kumisan itu. Saya pun menghampirinya.
“Bang, mau ikutan open mic.”
“Oh silahkan. Ini tinggal diisi nama
sama username Twitter-nya, mas.” Kata dia sambil memberikan saya secarik
kertas.
Saat saya sedang menuliskan nama saya di
kertas tersebut, si MC yang belakangan saya ketahui bernama Abi, menghampiri
saya.
“Dari mana bro? Baru pertama kesini ya?”
“Dari Cibubur bang. Iya saya baru
pertama kesini.”
“Oh kalo open mic di Cibubur udah sering dong ya?”
“Belom bang. Ini perdana saya open mic.”
“Ooooh.. nanti kalo di panggung kalo
nge-blank wajar kok. Santai aja.”
Abi sang MC kembali naik ke atas
panggung dan kembali berkicau.
“Yak kita mulai saja open mic pada malam hari ini. Comic pertama malam ini jauh-jauh datang
dari Cibubur dan malam ini pecah keperawanannya sebagai comic. Beri tepuk tangan untuk Nuris Sungkar!!!”
Saya naik ke atas panggung dan mengambil
microphone. Seperti yang saya katakan
sebelumnya, saya sudah berkali-kali berlatih di rumah, maka Alhamdulillah tidak
ada rasa nervous sama sekali. Para
anggota komunitas duduk berjejer tepat di depan panggung layaknya juri
Indonesian Idol, dan para penonton biasa duduk agak jauh dari panggung.
“Assalamu’alaikum WR WB.” Kata saya dan
penonton menjawab serentak.
“Selamat malam.” Kata saya dan lagi-lagi
penonton menjawab serentak.
“Nama gua Nuris Sungkar. Hmm.. Jam
berapa sih nih? Gua ngantuk ya.. Padahal nanti malem gua ada janji sunah rosul
sama Shania JKT48.” Buka saya dan para penonton awam tertawa ala kadarnya,
sedangkan para anggota komunitas diam tanpa kata. Karena jumlah anggota
komunitas yang mayoritas, bit perdana
saya itu terasa sunyi. Saya melanjutkan.
“Disini ada yang pernah boker di celana
gak? Ayo yang pernah angkat tangan.” Dan yang angkat tangan Cuma para penonton
awam. Para anggota mafia komunitas hanya terdiam sambil memasang tampang
yang sangat bete.
“Jadi gua ini dari TK udah terkenal suka
boker di celana. Dan naasnya, di hari pertama gua masuk SD, gua udah boker di
celana. Jadi waktu itu, guru gua lagi baca tabloid sambil nungguin murid-murid
ngerjain LKS. Karena gua udah terbiasa boker di celana dari TK, gua gak nyadar
kalo ternyata gua lagi boker. Guru gua gak sengaja liat.
“Nuris,
kamu ee’ di celana ya?”
“Hah?
Oh iya, Bu. Hehehe.” Kata gua setelah nyadar kalo tokai gua udah nyampe
paha.
“Cebok
dong sana! Ntar pada kebauan tuh temen-temennya.”
“Saya
belom bisa cebok sendiri, Bu.”
“Haduuh..
yaudah sini ikut ibu ke kamar mandi.”
Ini bukan bokep ya. Gua tau nih
muka-muka lo tuh muka-muka RedTube semua. Gua tau lo nyangkanya gua dibawa ke
kamar mandi, diiket di bangku, udah gitu guru gua pake baju Catwoman sambil
bawa-bawa pecut gitu kan? Nggak. Itu fetish
banget. Guru tuh pantes banget disebut pahlawan tanpa tanda jasa karena
walaupun dia bukan ibu gua, dia bersedia nyebokin gua. Gua dicebokin men. Tapi
lo tau gua dicebokin pake apa? PAKI KAKI MEN!” Saya begitu yakin ketika saya
meneriakkan punchline “PAKE KAKI
MEN!”, para penonton akan tertawa terbahak-bahak. Namun Tuhan berkata lain.
Yang ketawa terbahak-bahak malah jangkrik. Fak. Bit kedua gagal juga. Dan para anggota komunitas tersebut hanya
tersenyum sinis dan Abi sang MC menyilangkan kedua tangannya dengan eskpresi
meremehkan saya. Emang sih Cuma becanda. Tapi gesturnya tuh seakan berkata, “LO
TUH GAK PANTES DISINI! PULANG AJA, NYET!”. Setelah melihat ekspresi para
pemilik acara tersebut, lagu Creep-nya
Radiohead pun mengudara di dalam hati saya.
“But
I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here”
Ya sedih memang. Tetapi saya tetap harus
melanjutkan penampilan saya dengan bit-bit selanjutnya. Namun karena belum
pulih dari reaksi para anggota itu, saya nge-blank.
“Hmm.. Oke gua nge-blank. Sori.” Kata saya dan para anggota tersebut malah memberikan
saya tepuk tangan yang amat sangat meriah. Saya cuma bisa melotot heran sambil
geleng-geleng palkon kepala. Akhirnya, bit-bit selanjutnya saya
tampilkan dengan seadanya dan hasilnya tetap sama. 3 menit kemudian saya turun
panggung.
“Ya itulah tadi penampilan dari Nuris
Sungkar.” Bagus yang sedari tadi merekam saya dengan kamera digital cuma bisa
memasang tampang prihatin sambil menjabat tangan saya. Saya langsung melihat
video hasil rekaman Bagus tersebut dan saya seketika berekspresi seperti ini :
Kebayang kan betapa menyedihkannya
penampilan stand up comedy saya? Ya.
Saya cuma bisa menahan duka dengan pergi ke toilet dan menangis dibawah guyuran
keran wastafel. Saya tak kuasa menahan rasa kecewa dan pamit pulang kepada para
anggota yang udah pada jago ngelawak dan tidak pernah meremehkan orang lain
itu.
Ketika di perjalanan pulang saya hanya
bisa menyadari bahwa tidak semua rencana berjalan sesuai dengan keinginan dan
pada saat yang sama, saya nge-tweet :
“#np Radiohead – Creep”
Bagi yang penasaran mau liat betapa garingnya aksi stand up comedy saya, ini videonya :