24 - 26 Oktober 2014 merupakan tiga hari bersejarah bagi para penggemar Slipknot atau yang biasa disebut dengan maggot. Pasalnya, setelah merilis album kelima berjudul .5: The Gray Chapter pada 21 Oktober lalu, Slipknot kembali tampil di depan para maggot di Knotfest 2014, sebuah festival yang diselenggarakan oleh Slipknot sendiri, yang juga diramaikan oleh 46 band metal kaliber besar seperti Anthrax, Danzig, Five Finger Death Punch, Hatebreed, Black Label Society, Carcass, dsb. Sesuai dengan temanya, "A Happening That Will Awaken Your Darkest Senses", Knotfest 2014 bukan hanya menampilkan band-band cadas, namun juga disana terdapat Slipknot Museum (yang berisi kumpulan topeng, kostum, dan alat musik yang pernah digunakan oleh Slipknot selama 19 tahun terakhir), Camping Area, atraksi-atraksi maut, wahana-wahana ekstrim, dsb. Knotfest 2014 disiarkan secara livestreaming ke seluruh dunia melalui situs web resmi slipknot1.com.
Pasca kematian Paul Gray, Slipknot sempat beberapa kali tampil di berbagai festival dengan hanya delapan orang personil di atas panggung dan posisi Gray digantikan sementara oleh mantan gitaris mereka, Donnie Steele, yang harus tampil dibelakang panggung untuk menghormati mendiang sang basis. Namun di Knotfest 2014, untuk pertama kalinya unit metal asal Des Moines, Iowa tersebut tampil dengan formasi barunya sekaligus pertama kali pula tampil tanpa Joey Jordison yang dipecat dari Slipknot pada akhir 2013 lalu. Dua orang personil pengganti Gray dan Jordison adalah Alessandro Venturella (bass) dan Jay Weinberg (drum) menunjukkan kemampuan bermusiknya secara langsung dihadapan publik sebagai personil Slipknot yang selama ini hanya muncul sepintas di video klip lagu The Devil In I. Bukan hanya formasi baru, namun juga topeng dan kostum baru milik band bentukan tahun 1995 itu pun ditampilkan di Knotfest 2014 dengan beberapa lagu baru dari album .5: The Gray Chapter.
515 yang merupakan track pertama pada album Iowa, menjadi intro pembuka untuk penampilan Slipknot di Knotfest pada hari pertama (25 Oktober), lalu para penonton diterjang dengan lagu People = Shit dengan teriakan menyeramkan dari pasukan gang vocals yaitu Clown (Shawn Crahan), Chris Fehn, dan dipimpin oleh Corey Taylor sang vokalis. Dengan blast beat Jay Weinberg pada drum yang meyulut adrenalin dan riff gitar Mick Thomson yang dibumbui dengan headbang Jim Root membuat People = Shit menjadi lagu yang sangat cocok sebagai aksi kemunculan Slipknot kembali dengan topeng, kostum, dan formasi baru. Topeng-topeng baru mereka tetap menyeramkan,namun tidak mengalami banyak perubahan kecuali milik Corey Taylor dan Sid Wilson yang perubahannya signifikan. Namun sangat disayangkan kostum baru mereka sangat formal, yaitu kostum serba hitam yang terdiri dari kemeja lengan panjang yang dimasukkan ke dalam celana kargo panjang dan rompi yang memberikan kesan kegagahan militeristik, jauh dari image liar dan psychotic yang dimiliki Slipknot sejak awal terbentuknya. Dilanjutkan dengan Eeyore dan Disasterpiece yang membuat para penonton bernostalgia dengan era Slipknot pada album Iowa yang setlist manggungnya serupa dengan tiga lagu awal pada Knotfest 2014.
Seakan memahami keinginan para penonton yang tidak sabar ingin melihat mereka membawakan lagu barunya secara langsung dan perdana, mereka melanjutkannya dengan The Negative One yang disambut para penonton dengan antusias dan histeris. Lagu yang dirilis pada Agustus lalu, dibawakan dengan enerjik oleh mereka, terutama sang drummer Jay Weinberg yang terlihat sangat total dan menjiwai ketika memainkan The Negative One yang merupakan lagu pertama Slipknot yang dirilis tanpa kontribusi Gray dan Jordison. Pada lagu itu Weinberg dapat mengekspresikan karakter permainan drumnya sendiri tanpa harus terbawa image seorang Joey Jordison yang telah mengabdi pada Slipknot selama 18 tahun. Walaupun secara teknis Jordison lebih unggul, namun secara gestur Weinberg lebih terlihat luwes ketika memukul drum, tidak seperti Jordison yang tekesan kaku meskipun disertai headbang-nya yang 'gila-gilaan'. Weinberg terlihat jauh lebih menarik secara visual ketika tampil, dibandingkan Alessandro Venturella sang basis baru yang pasif dan jarang di-shoot oleh kamera.
Sulfur, Eyeless, Wait and Bleed, Dead Memories, dan Before I Forget dimainkan dengan tajam dan memukau oleh mereka setelah The Negative One, dan dilanjutkan dengan Three Nil yang kembali dimainkan secara langsung sejak 2008 lalu. Suasana emosional terlihat saat kalimat "Today I Say Goodbye!" yang diteriakan Corey Taylor bersama para penonton pada reffrain Three Nil yang seakan menjadi ucapan selamat tinggal yang ditujukan untuk almarhum Paul Gray. Selanjutnya, Frail Limb Nursery dan Purity dimainkan untuk meredam emosi para penonton yang telah 'babak belur' menikmati terjangan Slipknot dari moshpit. Setelah itu, Slipknot kembali menyulut adrenalin para penonton dengan menggeber lagu Custer dari album barunya dan nampaknya berhasil membuat para penonton tersebut menggila seketika. Lagu yang sangat agresif dengan tempo 'ngebut' itu terdengar sangat intens dan menjadi suatu pembuktian atas eksistensi Slipknot sebagai sebuah band metal kelas dunia yang berumur hampir dua dekade, dengan para personilnya yang rata-rata berusia empat puluh tahunan, namun tetap menciptakan dan memainkan musik yang berbahaya layaknya pada awal karir Slipknot ketika mereka masih berusia dua puluh tahunan.
Tiga lagu terakhir pada malam itu adalah Duality, Spit It Out, dan seperti biasanya ditutup oleh "The National Fucking Anthem", Surfacing. Setelah menggempur dunia dengan total 17 buah lagu, Corey Taylor berterimakasih kepada para penonton dan maggots di seluruh dunia yang menyaksikan secara livestreaming dan menutup malam itu dengan mengucapkan "See you tomorrow fucking night!" karena Slipknot akan kembali 'berpesta' pada malam berikutnya.
Malam kedua penampilan Slipknot di Knotfest 2014 dimulai dengan intro lagu XIX dan disambut dengan hingar-bingar lagu Sarcastrophe yang keduanya merupakan dua track awal dari album .5: The Gray Chapter. Lewat lagu Sarcastrophe, Slipknot berhasil membangkitkan gairah para penonton, terutama ketika kalimat "We. Are. Kill. Gods" diteriakkan Corey Taylor bersama dengan pasukan gang vocals pada bagian reffrain. Setelah itu Slipknot mengajak para penonton untuk kembali ke era album Iowa dengan memainkan lagu The Heretic Anthem dan My Plague yang dimainkan kembali sejak terakhir kalinya pada 2002. Lalu setelah melakukan chit-chat dengan para penonton, Corey Taylor berkata "Step inside, my friends. And see The Devil In I" lalu disambut dengan antusiasme para penonton ketika The Devil In I, single dari album baru mereka, dimainkan secara live untuk pertama kalinya dan berhasil membuat para penonton meliar sekaligus terbius untuk melakukan sing along pada bagian reffrain-nya yang melodius.
Psychosocial, Liberate, Opium of The People, Left Behind dan Vermillion menjadi rentetan lagu-lagu yang dimainkan setelah The Devil In I. Lagu-lagu tersebut membuat para penonton bernostalgia sekaligus mengenang era Slipknot ketika masih ada Paul Gray dan Joey Jordison. Lalu para penonton diajak move on sejenak dengan dimainkannya kembali salah satu lagu dari .5: The Gray Chapter yang berjudul Custer, sebuah lagu yang sangat efektif untuk membumihanguskan moshpit dengan seketika karena aransemen musiknya yang cadas, bertempo 'ngebut', dan liriknya yang eksplisit. Ketika kalimat "Cut! Cut! Cut me up! And fuck! Fuck! Fuck me up!" pada reffrain lagu tersebut diteriakkan oleh Corey Taylor bersama pasukan gang vocals-nya, crowd pun semakin menggila.
Pada hari itu, seolah tak mengenal ampun, Slipknot 'membakar habis' para penonton dengan memainkan rentetan lagu-lagu penyulut adrenalin dari The Blister Exists, Before I Forget, Duality, (sic), hingga diakhiri oleh Surfacing sebagai penghabisan. Seraya diputarnya 'Til We Die sebagai farewell song, Corey Taylor berterimakasih kepada para penonton dengan cara menggenggam kedua tangannya sambil menundukkan tubuhnya seperti kebiasaan orang Jepang.
Knotfest 2014 merupakan bukti kebangkitan Slipknot yang sesungguhnya dengan menampilkan kepada dunia segala sesuatunya yang serba baru dari mulai personil, lagu, topeng, hingga kostum. Melalui Knotfest 2014, atmosfer baru Slipknot yang masih berbahaya seperti dulu berhasil diterima oleh para maggot di seluruh dunia dengan respons positif yang terbukti dari komentar-komentar mereka di sosial media. Dan melalui Knotfest 2014 pula yang menjadi bukti atas fenomena Slipknot yang pengaruhnya berskala global, seperti yang dikatakan oleh Clown (Shawn Crahan) perkusionis sekaligus salah satu pendiri band yang sebentar lagi menginjak usia dua dekade itu, "Slipknot bukan lagi merupakan sebuah band. Slipknot adalah sebuah budaya."
No comments:
Post a Comment