Nah sekarang mari kita bercerita tentang UN. Biasanya saya kalo bangun pagi, yang langsung muncul dipikiran saya adalah inisial "S". Berbeda dengan pagi ini, yang muncul inisial "UN". Karena pada saat saya baru bangun pagi tadi, saya langsung menyadari bahwa UN 2014 akan dilaksanakan kurang dari 24 jam lagi! Dan persiapan saya belum tergolong cukup matang karena hanya baru beberapa pelajaran yang saya kuasai. Di antaranya : Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Sosiologi. Untuk Matematika, Ekonomi, dan Geografi, sejujurnya saya benar-benar belum siap. Tapi saya tetap percaya diri karena dengan berdoa, saya yakin kalo nanti saya ngisinya ngasal, pasti banyak yang bener! AAMIIN! Banyak yang bilang bahwa 2-3 hari sebelum UN berlangsung, sebaiknya jangan belajar. Dianjurkan untuk refreshing otak agar pada saat UN berlangsung, otak kita segar kembali. Tapi berbeda dengan saya. Seminggu sebelum UN saya gak belajar dan gak refreshing. Saya malah bolak-balik kelurahan ngurusin KTP -____- Pada pagi ini juga salah satu teman saya yang bernama Dwika atau yang biasa disebut Pak Kumis akan menginap di rumah saya selama UN berlangsung karena jarak rumahnya ke sekolah sangat jauh, sementara selama UN berlangsung, para murid diwajibkan untuk sampai di sekolah jam 6 pagi. Ada apa ya kira-kira? Hmm.. Saya pun bertanya-tanya.
Pada hari Kamis, beberapa teman saya pada heboh nge-BBM dan nge-DM saya di Twitter ngajakin beli kunci jawaban UN. Mengetahui hal itu, mustahil bagi saya untuk tidak tertarik. Namun, sayangnya dompet tidak mengizinkan dan terpaksa saya harus melupakan semua tawaran-tawaran menggiurkan itu. Kunci jawaban tersebut ditawarkan oleh salah satu oknum asal SMA X di Bekasi dengan harga awal yang cukup membuat kita jedotin pala ke tembok. Mereka menawarkan paket kunci jawaban UN 2014 IPA dan IPS seharga Rp. 20 Juta per angkatan! Dan semua itu tanpa sepengetahuan pihak guru dan kepala sekolah. Karena mungkin terlalu mahal, mereka mengubah perjanjian menjadi Rp. 250.000 per anak. Ternyata masih banyak yang merasa keberatan dan akhirnya diturunin lagi menjadi Rp. 200.000 per anak, baru deh pada mau beli. Saya pribadi kalau pun punya uang untuk membeli kunci jawaban tersebut, masih mikir-mikir karena takut ditipu. Daripada beli sesuatu yang 'ilegal', mending Rp. 200.000 saya pake buat beli martabak-toblerone-yang-sampe-sekarang-saya-belom-kesampean-untuk-nyobain itu. Jaminan yang diberikan oleh oknum adalah BPKB mobil dan yang mencurigakan adalah mereka memberikan BPKB mobil yang sama persis kepada sekolah "tetangga". Mencurigakan bukan? Tapi kalo saya pribadi lebih memilih untuk percaya kepada diri sendiri, sekalipun diri ini bego. Masalahnya, kalau pun saya mendapatkan kunci jawaban secara gratis, dengan UN 20 paket sistem barcode, kunci jawaban tersebut malah jadi menyulitkan.
Tapi saya gak mau munafik. Saya sempat nanya ke salah satu teman saya yang juga tidak membeli kunci jawaban, namun dia tahu informasi tentang siapa saja anak yang membeli kunci jawaban. Menurutnya, ada sekitar 8 anak IPS yang sudah menyerahkan uang kepada oknum. Dan beberapa di antara mereka adalah teman sekelas saya sendiri yang cukup akrab lah sama saya. Tapi pas saya tanya satu per satu via BBM dan DM Twitter, gak ada yang ngaku. Padahal saya gak ada niat untuk ngebocorin ke guru, kepala sekolah, atau pun pengawas UN nanti. Saya cuma mau minta 'cipratan' dikit aja. Matematika. Karena sejarah membutikan bahwa sejak TK dulu, untuk pelajaran Matematika dan pelajaran eksakta lainnya, saya terkenal sebagai siswa yang tolol.
Intinya, mau dapet kunci jawaban atau tidak, Insya Allah saya memaksa diri untuk siap secara lahir dan batin untuk menghadapi UN 2014. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM.. YA ALLAH, permintaan hambu-Mu yang ganteng ini gak muluk-muluk kok. Cuma mau minta supaya nilai di ijazah 100 semua :) AAMIIN YA RABBAL ALAMIN :)
I AM FUCKING READY!!! |
No comments:
Post a Comment