Dan sekali lagi, hari ini saya kembali menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di SDN 02 Nagrak. Tapi kali ini saya bareng Bagus karena semalem dia nginep di rumah saya. Bukannya belajar, eh malah ngomongin JKT48. Dasar wota! Yaudah saya tinggal tidur aja. Oke, back to the topic. Seperti biasanya, bel berbunyi tepat pukul 7 dan kami kembali memasuki
15 soal pertama untuk UN Bahasa Inggris adalah listening section. Dan saya bersyukur speakers untuk listening section hari ini aksen pengucapannya sangat jelas. Walaupun terdengar seperti aksen Irish (Irlandia), namun terdengar sangat jelas. Tidak seperti speakers untuk try out beberapa bulan lalu yang aksennya terdengar seperti gabungan antara Britisih, Sundanese, dan Alienese. Setelah leher saya bengkok karena kebanyakan nengok ketika dipanggil-panggil oleh teman-teman, saya langsung ngerjain soal nomor 16 sampai 50 dengan cukup mudah dan lancar, Alhamdulillah. Kali ini sistem 20 paket benar-benar menguntungkan saya karena saya bisa fokus 100% ketika mengerjakan soal Bahasa Inggris tanpa harus mempedulikan teman-teman karena paketnya beda semua. Pada pukul 09.30, kami keluar ruangan untuk beristirahat.
Seperti 2 hari sebelumnya, topik pembicaraan ketika istirahat masih seputar kunci jawaban. Menurut mereka, kunci jawaban Bahasa Inggris tidak ngaco seperti kunci jawaban Matematika. Saya sudah muak melihat wajah-wajah mereka yang selalu geleng-geleng kepala ketika saya tanya apakah mereka punya kunci jawaban atau tidak, dan ketika istirahat mereka pada gembar-gembor tentang kunci jawaban terlaknat itu. Jujur aja lah kalo punya kunci jawaban, toh saya gak bakal minta kok (kecuali Matematika ya, itu pun gak ada yang mau ngasih saya) apalagi ngaduin ke guru, gak bakal lah. Paling cuma saya sindir lewat sini aja.
Sejam kemudian, kami kembali bertempur melawan Ekonomi yang merupakan pelajaran terakhir yang diujikan di UN! Namun sayangnya, saya juga tidak begitu menguasai pelajaran tersebut sehingga ada sekitar 10-15 soal yang saya kerjakan dengan metode mengarang indah. Ketika detik-detik terakhir sebelum bel berbunyi, entah mengapa saya deg-degan. Dan ketika bel berbunyi, saya langsung lega tiada tara. Saya benar-benar 'plong' secara lahir batin. Ibaratnya tuh kayak orang yang nahan berak selama berjam-jam dan ketika jongkok di kamar mandi "Brobot!" kayaknya legaaaaa banget. Nah kurang lebih seperti itu lah perasaan saya ketika bel berbunyi yang menandakan bahwa UN 2014 telah selesai!
Ketika meninggalkan ruangan, kami tidak boleh langsung pulang karena ada pengumuman dari Bunda Nina, sang kepala sekolah. Pengumumannya adalah bahwa hasil kelulusan akan dikirimkan ke rumah masing-masing melalui Pos Indonesia pada tanggal 20 Mei. Selain itu Bunda Nina juga menyuruh kami masuk sekolah pada hari senin untuk membawa amplop berisi alamat lengkap dan uang sebesar 7 ribu rupiah untuk dibelikan materai. Dan pesan terakhir Bunda Nina adalah.. "Jangan pilok-pilokan dulu ya."
Saya gak peduli mau pilok-pilokan atau tidak, yang penting hal yang tidak bisa hilang dari pikiran saya selama setahun terakhir ini, telah usai! Dan sekarang tinggal menjadi pengangguran sambil gelisah menunggu pengumuman kelususan. Kesimpulannya, UN tahun ini walaupun dengan sistem barcode dan 20 paket, masih terdapat kecurangan-kecurangan. Seperti yang dikatakan oleh teman saya yang merupakan siswa SMA "tetangga" : "Gua di kasih kunci jawaban sama pihak sekolah, gratis. Pengawasnya juga dibayar. Jadi kalo kita ketauan lagi ngeliat kunci jawaban, pengawasnya cuma bilang "Main yang cantik ya."" Sekolah saya sendiri, walau pun pihak sekolah sama sekali tidak memberikan kesempatan apa pun untuk melakukan kecurangan, namun tetap saja masih ada oknum-oknum liar yang mencoba untuk melakukannya. Dan yang menjengkelkan saya adalah ketidakadilan yang benar-benar saya rasakan. Saya dan teman-teman lain yang mengerjakan soal UN dengan jujur harus 'mengarang indah' ketika mengerjakan soal-soal tertentu, walau pun kami belajar keras sebelumnya. Namun mereka para pemegang kunci jawaban yang boro-boro belajar, inget UN aja nggak, dengan seenak jidat mengerjakan soal-soal UN dengan bantuan kunci jawaban dan ironisnya ketika ditanya cuma geleng-geleng kepala. Saya sama sekali gak iri pengen punya kunci jawaban, tapi saya kesel udah belajar keras eh ujung-ujungnya mengarang indah. Sedangkan mereka yang tidak belajar.. Tapi gak papa lah.. Saya pede kok dengan hasil murni nilai UN saya nanti. Karena saya BELAJAR!!! walaupun dengan Sistem Kebut Seharian. Dan tak lupa saya berdoa semoga SMA Negeri 2 Gunung Putri LULUS UN 100% DENGAN NILAI YANG SEBAIK-BAIKNYA! AAMIIN!
No comments:
Post a Comment