Replace UN 2014 : Day 3

Wednesday, April 16, 2014

UN 2014 : Day 3

Kalo hari ini saya julukin "The Last Day of Misery" atau bahasa gaulnya "Hari Terakhir Penderitaan". Jadi hari ini segala hal-hal yang membuat saya merana seperti bangun jam 4 pagi dan belajar sampe sakit kepala, semuanya akan berakhir! Dan pada hari ini saya bangun dengan semangat ekstra dibandingkan dengan 2 hari sebelumnya. Kalo 2 hari sebelumnya biasanya kalo saya dibangunin alarm jam 4 pagi, kayaknya rasanya sediiiiih banget. Jam segitu kan lagi enak-enaknya berpetualang di alam bawah sadar. Tapi pagi ini, saya bangun langsung nyengir, 2 detik kemudian galau lagi karena inget hari ini UN Ekonomi, eh nyengir lagi pas keinget selain Ekonomi, ada Bahasa Inggris juga.

Dan sekali lagi, hari ini saya kembali menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di SDN 02 Nagrak. Tapi kali ini saya bareng Bagus karena semalem dia nginep di rumah saya. Bukannya belajar, eh malah ngomongin JKT48. Dasar wota! Yaudah saya tinggal tidur aja. Oke, back to the topic. Seperti biasanya, bel berbunyi tepat pukul 7 dan kami kembali memasuki penjara guantanamo ruangan. Pelajaran pertama adalah Bahasa Inggris. Dari hari senin, hampir semua penghuni ruangan saya pada ngomong, "Eh ris Bahasa Inggris listening-nya kasih tau yak." Ada juga yang ngomong, "Plis ris, Bahasa Inggris ya. Jangan sampe enggak." Sampe yang lebay, "Ris, nasib masa depan gua ada di lo." Dan saya hanya menjawab "Iye." Jujur, kadang saya merasa kesal dengan sikap teman-teman saya yang selalu menggantungkan nasibnya kepada saya ketika pelajaran Bahasa Inggris. Nama "Nuris" selalu menjadi trending topic ketika kelas Bahasa Inggris, maupun ulangan. Dan ketika pelajaran/ulangan Matematika dimulai, saya membusuk. Tidak ada satu pun dari mereka yang boro-boro memikirkan nasib saya, menyadari keberadaan saya pun mungkin tidak. Mereka semua sibuk dengan coret-coretannya masing-masing, asyik menyelesaikan soal-soal Matematika yang tidak mampu saya kerjakan itu. Namun ketika Bahasa Inggris, saya baru mau fokus membaca soal aja mereka udah nyolek-nyolek, nepuk-nepuk, manggil-manggil, pokoknya pengen banget diwaro deh sama saya. Tapi karena saya bukan orang yang egois, maka saya ikhlas dengan sepenuh hati untuk membantu mereka. Sedangkan mereka? Egois? Oportunis? Hmm..

15 soal pertama untuk UN Bahasa Inggris adalah listening section. Dan saya bersyukur speakers untuk listening section hari ini aksen pengucapannya sangat jelas. Walaupun terdengar seperti aksen Irish (Irlandia), namun terdengar sangat jelas. Tidak seperti speakers untuk try out beberapa bulan lalu yang aksennya terdengar seperti gabungan antara Britisih, Sundanese, dan Alienese. Setelah leher saya bengkok karena kebanyakan nengok ketika dipanggil-panggil oleh teman-teman, saya langsung ngerjain soal nomor 16 sampai 50 dengan cukup mudah dan lancar, Alhamdulillah. Kali ini sistem 20 paket benar-benar menguntungkan saya karena saya bisa fokus 100% ketika mengerjakan soal Bahasa Inggris tanpa harus mempedulikan teman-teman karena paketnya beda semua. Pada pukul 09.30, kami keluar ruangan untuk beristirahat.

Seperti 2 hari sebelumnya, topik pembicaraan ketika istirahat masih seputar kunci jawaban. Menurut mereka, kunci jawaban Bahasa Inggris tidak ngaco seperti kunci jawaban Matematika. Saya sudah muak melihat wajah-wajah mereka yang selalu geleng-geleng kepala ketika saya tanya apakah mereka punya kunci jawaban atau tidak, dan ketika istirahat mereka pada gembar-gembor tentang kunci jawaban terlaknat itu. Jujur aja lah kalo punya kunci jawaban, toh saya gak bakal minta kok (kecuali Matematika ya, itu pun gak ada yang mau ngasih saya) apalagi ngaduin ke guru, gak bakal lah. Paling cuma saya sindir lewat sini aja.

Sejam kemudian, kami kembali bertempur melawan Ekonomi yang merupakan pelajaran terakhir yang diujikan di UN! Namun sayangnya, saya juga tidak begitu menguasai pelajaran tersebut sehingga ada sekitar 10-15 soal yang saya kerjakan dengan metode mengarang indah. Ketika detik-detik terakhir sebelum bel berbunyi, entah mengapa saya deg-degan. Dan ketika bel berbunyi, saya langsung lega tiada tara. Saya benar-benar 'plong' secara lahir batin. Ibaratnya tuh kayak orang yang nahan berak selama berjam-jam dan ketika jongkok di kamar mandi "Brobot!" kayaknya legaaaaa banget. Nah kurang lebih seperti itu lah perasaan saya ketika bel berbunyi yang menandakan bahwa UN 2014 telah selesai!

Ketika meninggalkan ruangan, kami tidak boleh langsung pulang karena ada pengumuman dari Bunda Nina, sang kepala sekolah. Pengumumannya adalah bahwa hasil kelulusan akan dikirimkan ke rumah masing-masing melalui Pos Indonesia pada tanggal 20 Mei. Selain itu Bunda Nina juga menyuruh kami masuk sekolah pada hari senin untuk membawa amplop berisi alamat lengkap dan uang sebesar 7 ribu rupiah untuk dibelikan materai. Dan pesan terakhir Bunda Nina adalah.. "Jangan pilok-pilokan dulu ya."

Saya gak peduli mau pilok-pilokan atau tidak, yang penting hal yang tidak bisa hilang dari pikiran saya selama setahun terakhir ini, telah usai! Dan sekarang tinggal menjadi pengangguran sambil gelisah menunggu pengumuman kelususan. Kesimpulannya, UN tahun ini walaupun dengan sistem barcode dan 20 paket, masih terdapat kecurangan-kecurangan. Seperti yang dikatakan oleh teman saya yang merupakan siswa SMA "tetangga" : "Gua di kasih kunci jawaban sama pihak sekolah, gratis. Pengawasnya juga dibayar. Jadi kalo kita ketauan lagi ngeliat kunci jawaban, pengawasnya cuma bilang "Main yang cantik ya."" Sekolah saya sendiri, walau pun pihak sekolah sama sekali tidak memberikan kesempatan apa pun untuk melakukan kecurangan, namun tetap saja masih ada oknum-oknum liar yang mencoba untuk melakukannya. Dan yang menjengkelkan saya adalah ketidakadilan yang benar-benar saya rasakan. Saya dan teman-teman lain yang mengerjakan soal UN dengan jujur harus 'mengarang indah' ketika mengerjakan soal-soal tertentu, walau pun kami belajar keras sebelumnya. Namun mereka para pemegang kunci jawaban yang boro-boro belajar, inget UN aja nggak, dengan seenak jidat mengerjakan soal-soal UN dengan bantuan kunci jawaban dan ironisnya ketika ditanya cuma geleng-geleng kepala. Saya sama sekali gak iri pengen punya kunci jawaban, tapi saya kesel udah belajar keras eh ujung-ujungnya mengarang indah. Sedangkan mereka yang tidak belajar.. Tapi gak papa lah.. Saya pede kok dengan hasil murni nilai UN saya nanti. Karena saya BELAJAR!!! walaupun dengan Sistem Kebut Seharian. Dan tak lupa saya berdoa semoga SMA Negeri 2 Gunung Putri LULUS UN 100% DENGAN NILAI YANG SEBAIK-BAIKNYA! AAMIIN!



No comments:

Post a Comment