Replace Hai Day 2012

Sunday, April 7, 2013

Hai Day 2012

Flyer resmi "Hai Day Celebrating Youth 27-28 Oktober 2012"




Rupanya beberapa jam yang lalu Senayan diguyur hujan. Terbukti saat saya mengantri untuk membeli tiket masuk, tanah yang saya injak terasa lembab dan udaranya cukup sejuk. Ticket box tersebut berhadapan dengan kurang lebih 200 orang yang didominasi oleh pelajar dan saya berada di paling belakang diantara mereka. Jam casio g shock saya mengatakan bahwa saat itu pukul 17.30. Saya mengantri untuk tiket seharga 15 ribu sambil di iringi oleh penampilan dari Pee Wee Gaskins yang bercampur dengan lagu reggae yang diputar di dalam ticket box. Dengan perlahan-lahan saya dan "pasukan pengantri tiket" yang berada di belakang saya maju senti per senti hingga kami berhenti total saat sudah 5 meter di depan ticket box. Keringat dan oksigen yang menipis karena berjubel, mengalahkan udara sejuk yang saya nikmati saat baru sampai. Di kanan dan kiri saya terlihat remaja seumuran saya yang sedang asyik menikmati sebatang rokok. Dan setelah saya lihat ke belakang dan sekitarnya, hanya saya yang tidak merokok dan para wanita yang sedang di nodai paru-paru mereka oleh asap rokok sang pacar. Tidak jarang juga wanita seumuran saya yang menghisap rokok bersama para perokok wanita di sampingnya. Kesabaran para "pasukan pengantri tiket" mulai terbakar perlahan dan beberapa di antara mereka mulai bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
'Ticket box nya tutup ya bang?' tanya seorang berkemeja merah.
'Gak tau deh, bisa jadi.' jawab saya sambil mendongakkan kepala untuk melihat ticket box. 
Dan ternyata benar, ticket box keparat itu tutup. Perjuangan saya selama 30 menit berdiri terasa sia-sia. 
'Iya bener bang tutup tuh. Kenapa ya?' tanya saya sambil menengguk sebotol air mineral.
'Kayaknya sih di dalem udah penuh. Takut rusuh kali kalo pada kedalem semua.'  jawab dia dengan sok tahu.
 Beberapa menit kemudian, ada seseorang berjaket biru datang dari arah gate menuju antrian,menemui temannya dan berkata 'Gua barusan tanya panitia, katanya ticket box gak akan dibuka karena di dalem udah penuh banget.'
Damn! ternyata perkataan si kemeja merah benar! 
Mendengar perkataan si panitia yang disampaikan, "pasukan pengantri tiket" mulai berteriakan.
'woy buka, anjing!' 'itu yang di dalem lagi boker ya?' kira-kira kata-kata sejenis itulah yang dilontarkan oleh para "pasukan pengantri tiket". Saya hanya bisa diam, berharap kebijakan dari panitia untuk membuka ticket box, dan menghabiskan sebotol air mineral yang saya beli seharga 5 ribu (ya, untuk event-event kaliber besar seperti Hai Day para pedagang asongan menaikkan harga minuman, rokok, permen hingga hampir 100%). Tinggal sedikit lagi kesabaran kami terbakar, namun akhirnya panitia membuka ticket box tersebut. Saat itulah saya benar-benar berjuang mempertahankan antrian saya. Karena orang-orang yang mengantri dibelakang saya berusaha untuk menyelak antrian dengan sikap kampungan mereka. Oh, tidak semudah itu, saya rela membodi mereka agar saya tetap berada pada antrian. 
10 menit kemudian saya berhadapan dengan sang penjual tiket dan saya memberikan 15 ribu rupiah kepadanya. Mereka pun memberikan saya sebuah majalah Hai sebagai tiket masuk. Untuk keluar dari "antrian neraka" tersebut pun memerlukan banyak keringat untuk dikuras. Dengan susah payah, akhirnya saya berhasil menghirup udara segar sejenak sambil memanjakan mata dengan melihat kaos-kaos metal yang dijual di luar gate.

Tepat jam 18.20, saya berhasil masuk ke dalam area Parkir Timur dengan tenang. Saya langsung tertarik untuk memotret 3 dinding grafiti yang di depannya terdapat 3 buah mobil Honda Brio baru yang dipamerkan (Honda Brio adalah sponsor utama acara Hai Day 2012).
Sudah puas mendapatkan beberapa foto di area grafiti, saya melancong ke arah Mini Jakcloth dengan membawa seekor kamera di tangan kiri saya. Ketika sedang melihat isi beberapa booth, seseorang memanggil nama saya. 'Nuris, sini deh.' Seorang pria bernama Eric yang merupakan teman SMP yang barusan memanggil saya. Ketika saya tersenyum dan hendak menjabat tangannya, dia pun menjabat tangan saya sambil menarik saya kearah taman tempat para pengunjung beristirahat. 'Lo bisa main metal kan?' tanya Eric dalam perjalanan menuju taman yang berada di belakang Mini Jakcloth. 'Uh, bi-bisa.' jawab saya dengan setengah bingung. Lalu sesampainya di taman tersebut, saya melihat 2 orang cewek dan 4 orang cowok termasuk saya dan Eric. Eric memperkenalkan saya dengan Filo, salah satu teman Eric yang sedang mencari seorang drummer untuk band metalcore-nya. Filo berkata bahwa dia sudah meng-add akun Facebook saya, tetapi saya sedikit lupa. Lalu, sambil mengobrol dengan Filo saya melihat Eric sedang menyalakan sebatang rokok dan saat saya melihat sekeliling, disitu juga terdapat satu teman SMP saya bernama Tangguh yang juga sedang merokok. Yes, they used to be non smokers when they were in Junior High School, tetapi saya tidak heran mengapa mereka sekarang menjadi perokok. Banyak teman SMA saya yang berkata bahwa mereka bukan perokok saat masih SMP, namun saat masuk SMA, mereka tergoda oleh pergaulan bebas yang ditawarkan pada masa-masa SMA. Dan saya sangat bersyukur bahwa (entah mengapa) ketika saya ingin mencoba merokok ataupun minum minuman beralkohol, saya seperti memiliki protektor di dalam hati saya yang selalu membisikkan saya untuk menghindarinya (gaya lu ris :p). Ok, back to the topic.
Tidak beberapa lama, terdengar suara MC di main stage yang memanggil nama Killing Me Inside, dan Eric segera pamit kepada saya, Filo,dan Tangguh untuk menyaksikan penampilan Killing Me Inside. Lalu saya melanjutkan perbincangan dengan Filo dan Tangguh selama beberapa saat hingga saya harus pamit kepada mereka untuk melaksanakan solat maghrib dan berniat untuk kembali ke taman tersebut. 
Saya bertanya-tanya kepada sejumlah security untuk mengetahui lokasi musholla, dan mereka mengatakan bahwa musholla terletak jauh di bagian belakang parkir timur. Tak apalah, sekalian memanjakan mata dengan sejumlah fasilitas yang disediakan oleh Hai Day termasuk area Crooz Ride With Pride, yaitu sebuah skatepark mini yang digunakan untuk kompetisi skateboard yang dilaksanakan pada siang harinya. Saat itu terlihat beberapa skater yang meluncur lihai dengan trik-trik mereka yang membuat saya terkagum sejenak. Tetapi waktu sudah menunjukkan pukul 18.45, itu berati saya harus buru-buru menuju musholla agar tidak kehabisan waktu solat maghrib saya. Saat saya sampai di musholla, saya merasa prihatin melihat kondisi musholla yang kotor dan sepi, seakan-akan hanya dikunjungi oleh segelintir dari ribuan remaja yang datang ke acara itu. Tapi saya hanya bisa menggelengkan kepala, mengambil wudhu, dan solat.  

Setelah solat, saya berniat untuk kembali ke taman dan bertemu ketiga teman saya itu. Tapi, apa daya? Killing Me Inside lebih menarik perhatian saya, dan saya masuk ke area main stage dan berada di samping kanan di bagian tengah. Saya tidak familiar dengan lagu mereka, tetapi saya tetap merasa terhibur. Hingga mereka mencapai daftar lagu ke 6 yang berjudul "Biarlah". Tentu saja saya familiar dengan lagu ini, karena lagu Killing Me Inside yang video klip nya muncul di tv nasional hanya lagu ini. Dan yang saya pertanyakan adalah 'kenapa harus lagu "Biarlah" yang hanya "diledakkan" ke publik? apakah lagu "The Tormented" tidak cukup berkualitas untuk "diledakkan" ke publik?' Jawaban cukup sederhana, ini karena musik mainstream di dunia (bukan hanya di Indonesia) yang sedang hancur lebur dan mengalami krisis kualitas. Dan lagi-lagi saya melantur. hehehe Ok, back to the topic.
Pada lagu sebelumnya, hanya para fans Killing Me Inside dan segelintir orang awam yang melakukan sing along, tapi saat lagu "Biarlah" dimainkan, hampir semua orang yang di area Main Stage melakukan sing along. Bahkan saya pun terhipnotis oleh ritem groovy yang ditampilkan mereka dalam lagu "Biarlah". Jam saya berkata bahwa saat itu menunjukkan pukul 19.20 dan lagu "The Tormented" menjadi lagu penutup untuk penampilan Killing Me Inside di Hai Day 2012. Di akhir lagu "The Tormented", Onad mengucapkan terimakasih kepada penonton dan menyebutkan satu per satu anggota band-nya lalu mereka satu per satu melakukan solo instrumen. 

 "Jeeeet" berakhirlah penampilan Killing Me Inside. Beberapa fans Killing Me Inside keluar dari area Main Stage dan saya memanfaatkan momen ini untuk maju lebih ke depan. Setelah beberapa langkah, saya dikalahkan oleh para wanita fans Maliq & D'Essentials yang ingin berada depan barikade. Saya mengalah dengan senang hati, karena tujuan utama saya datang ke Hai Dai adalah untuk menyaksikan penampilan Burgerkill. Dan saya tau bahwa Burgerkill main setelah Sheila On 7. Kali ini crowd di dominasi oleh para remaja wanita yang sedang menanti kehadiran para personil Maliq & D'Essentials. Dan setelah beberapa iklan di putar di LED Screen yang juga berfungsi sebagai backdrop, Salah satu MC muncul dari belakang panggung. Dia memakai kacamata dengan frame tebal, topi, kaos, celana pendek, dan sepatu Vans. Ya, dia adalah Adit yang merupakan seorang mahasiswa jebolan universitas yang bernama "MTV Insomnia". Adit adalah seorang VJ yang selalu didampingi oleh sidekick-nya VJ Surya. Namun entah masalah apa, dia hanya muncul sendiri. Dan dia memanggil rekannya Ghofur, yang sedang berada di area drifting Honda Brio. Ghofur mencoba kelincahan Honda Brio, lalu Adit bertanya keunggulan Honda Brio kepada Ghofur. Ya, ini adalah bagian dari kewajiban MC untuk sang sponsor utama Honda Brio yang pasti men-support acara tersebut dengan dana maksimal. Lalu tak berapa lama, Ghofur naik ke atas stage dan mereka membacakan list sponsor dari acara tersebut, lengkap beserta list pengisi acara. Terlihat salah satu crew bolak-balik membawa perkusi dan timbalis ke atas panggung. Dan sambil menunggu persiapan alat-alat untuk Maliq & D'Essentials, MC pun berceloteh dengan bumbu komedi untuk menghibur penonton. Sekitar 30 menit kedua MC tersebut melawak, dan nama Maliq & D'Essentials pun dipersembahkan kepada penonton, lalu satu per satu personil muncul dari belakang panggung dan menyapa crowd. Saat 10 personil Maliq & D'Essentials (2 Lead Vokal, 2 Backing Vokal, 1 Perkusionis,1 Drummer, 1 Gitaris, 1 Bassis, 1 Saxophone, dan 1 Keyboardis) sudah berkumpul di atas panggung, suara teriakkan penonton wanita mendominasi area Main Stage. Ya, sambutan yang luar biasa untuk Maliq & D'Essentials. Lagu pertama yang berjudul “Penasaran” dimainkan dengan ritem funk dan sentuhan disko. Lalu mereka cukup familiar untuk telinga saya. Mungkin karena lagu-lagu dari Maliq & D'Essentials merupakan pelanggan tetap untuk daftar lagu yang diputar di radio-radio. Mereka memperkaya penampilan dengan koreografi pada bagian-bagian lagu tertentu yang membuat para penonton wanita menggila secara tiba-tiba. Setelah memainkan 2 lagu, sang vokalis memberi sambutan untuk penonton dan mengucapkan terimakasih kepada penyelenggara acara. Lanjut lagu ketiga, lagu ini sangat familiar bagi saya. Karena sepertinya lagu inilah yang membuat Maliq & D'Essentials dikenal masyarakat. Ya, lagu ini berjudul “Dia”. Pada lagu keempat, lagu berirama disko dimainkan oleh mereka, lengkap dengan koreografinya. Dan lagi-lagi, para penonton wanita menggila dengan berjingkrak-jingkrak mengikuti ritem disko sang drummer. Saya pun tak kuasa menahan kepala saya untuk mengangguk-angguk mengikuti irama tersebut. Beberapa lagu yang saya gak tau judulnya dimainkan oleh Maliq & D'Essentials, hingga sampai pada suatu lagu yang mengingatkan saya kepada Ben Kasyafani yang sedang mengendarai motor dalam video klipnya. Lagu ini kalo tidak salah berjudul “Pilihanku”. Hampir semua yang berada di kawasan Main Stage melakukan sing along pada saat reff. Setelah “Pilihanku”, Maliq & D'Essentials pamit kepada penonton dan memainkan lagu terakhir mereka. Lagi-lagi saya gak tau judulnya. Dan Maliq & D'Essentials pun turun dari stage.

Adit dan Ghofur kembali mengambil alih perhatian penonton yang beberapa dari mereka mulai meninggalkan area Main Stage. Kesempatan ini kembali saya gunakan untuk maju lebih ke depan, agar pada saat Burgerkill ugal-ugalan di atas panggung, saya udah siap di barisan paling depan. Adit dan Ghofur kembali menyebutkan nama-nama sponsor yang mendukung Hai Day serta lineup band yang sudah dan akan tampil. Sambil menunggu Sheila On 7 mempersiapkan alat tempur mereka, sang duo MC menghibur penonton dengan lelucon-lelucon yang mengocok perut. Lalu beberapa saat kemudian, kuis yang dipersembahkan oleh Nescafe dimulai. Adit dan Ghofur mencari penonton yang memiliki handphone paling jadul. Lalu ditemukanlah seorang laki-laki pelajar yang menggunakan handphone Nokia 3310. Dan sebagai hadiahnya, Adit dan Ghofur memberikan sebuah tas karton bertuliskan Nescafe yang saya gak tau apa isinya. Lalu akhirnya para crew telah selesai mempersiapkan senjata untuk Sheila On 7. Adit dan Ghofur memanggil nama mereka dengan berbarengan “Sheila On 7!”. Satu per satu personil Sheila On 7 naik ke atas panggung, dan sama seperti band-band sebelumnya, mereka menyapa crowd. Lalu para penonton wanita kembali menggila saat Duta sang vokalis muncul dari belakang panggung, dan menyapa mereka. Huh, enak sekali jadi artis ya? Sudahlah, kembali ke topik. Tanpa basa-basi Eros memainkan ritem gitar lagu “Sahabat Sejati”. Sheila On 7 adalah salah satu band favorit saya saat berumur 3 tahun. Jadi gak heran kalo saya ikutan nyanyi, itung-itung mengenang masa kecil lah. Lagu pertama selesai dan hanya jeda beberapa detik, Eros langsung memainkan “Seberapa Pantas”. Lagi-lagi saya sing along. Apalagi pada saat reff yang ritemnya nge-beat. Pada saat lagu kedua selesai ditunaikan, Duta memberi sambutan seperti vokalis-vokalis dari band yang tampil sebelumnya. Lagu ketiga kalo gak salah berjudul “Hujan Turun”. Saya gak tau lagu ini karena kata Duta ini adalah lagu dari album mereka yang dirilis pada tahun 2011. 2011? Saya udah gak ngikutin Sheila On 7 lagi. Wajarlah kalo saya hanya diam,bengong, dan mencoba menikmati lagu tersebut. Damn! Lagi-lagi lagu keempat berasal dari album baru. Saya kembali diam dan bengong. Hingga sampai pada lagu terakhir, yang merupakan OST dari film “30 Hari Mencari Cinta”. Lagu ini sangat meledak pada jaman saya SD (sekitar tahun 2004), dan lagu ini berjudul “Melompat Lebih Tinggi”. Lagu ini berhasil memicu adrenalin saya dan penonton lainnya untuk berjingkrak dan sing along. Lalu pada saat bagian interlude gitar, Eros berlutut dan menaruh gitarnya di belakang kepalanya. Tidak mau kalah, Duta pun melakukan stage diving atau melompat ke arah penonton. Cara mereka untuk menyelesaikan penampilan terlihat cukup unik, yaitu meninggalkan panggung secara bergantian. Dimulai dari Duta,Eros,Adam, dan terakhir Brian melakukan solo drum sejenak, lalu meninggalkan stage.

Berakhirlah penampilan Sheila On 7 dengan tepuk tangan bertubi-tubi yang diberikan penonton. Saya merasa bahagia karena saya pikir setelah Sheila On 7, yang akan tampil adalah Burgerkill. Karena saat duo MC kembali berceloteh, terlihat para crew men-set up drum milik Andris sang drummer Burgerkill. Lalu apa daya? Setelah kurang lebih 30 menit Adit dan Ghofur melawak, nama yang dipanggil adalah “The S.I.G.I.T”. Kali ini saya berada di barisan kedua dari depan barikade. Tampilan mereka sangatlah Rock n’ Roll dengan rambut gondrong, celana ketat, dan jaket kulit. Jujur saya belom pernah sama sekali mendengar lagu The S.I.G.I.T, jadi saya pun tidak terlalu bersemangat untuk menonton mereka. Saya hanya diam dan mencoba menyisakan energi untuk Burgerkill. Namun, orang-orang disekeliling saya terlihat seperti kerasukan setan saat menikmati lagu The S.I.G.I.T. Ada pula remaja pria setengah mabuk yang mendongakkan kepalanya dengan mata setengah terbuka dan menyanyikan potongan-potongan lagu The S.I.G.I.T. Tetapi saya salut dengan The S.I.G.I.T, karena walaupun musik mereka yang cukup sederhana, namun dengan power dan karisma masing-masing personil, The S.I.G.I.T mampu menyihir penonton untuk menggila selama 8 lagu. “Jeeeet” berakhirlah penampilan dari The S.I.G.I.T.

Beberapa penggemar The S.I.G.I.T yang berada di depan barikade satu per satu meninggalkan area main stage, dan merupakan sebuah kesempatan saya untuk berada di paling depan. Lagi-lagi duo MC tersebut kembali naik ke atas panggung dan melawak. Dan saat itu secara tidak sengaka saya melihat ke belakang untuk mengecek seberapa banyak penonton yang akan moshing pada saat Burgerkill menghajar panggung. Saya terkejut dengan ribuan orang-orang berkaos hitam yang mengambil alih crowd. Sempat terpikir oleh saya untuk ikutan moshing, tetapi mengingat banyaknya orang dan tragedi AACC, niat tersebut saya urungkan. Lalu saya melihat kaos saya yang juga berwarna hitam dan bertuliskan “Dead Vertical”. Ya, saya adalah bagian dari segerombol pasukan berkaos hitam tersebut. Satu per satu crew Burgerkill menyiapkan alat-alat para personil. Saat semuanya sudah siap, Adit dan Ghofur menyebutkan daftar pengisi acara untuk besok , pamit kepada crowd , dan mereka berteriak “Burgerkill!”. Abah muncul dari backstage menuju drumnya sambil menyapa crowd dengan salam metal dua jarinya. Begitupun dengan Ramdan, Eben dan Agung. Tak berapa lama, Agung memainkan ritem lagu “Atur Aku” dan Vicky sang vokalis muncul dari backstage dan menyapa crowd. Crowd mendadak menggila saat Andris memainkan beat oldschool punk pada intro lagu “Atur Aku”. Saya pun memanfaatkan momen tersebut untuk ber-headbang ria. “Satu langkah, kedepan dan tetap lurus. Panggil aku keras kepala dan bodoh.” Seperti itulah saya berteriak untuk sing along bersama para metalhead di samping kanan dan kiri saya. Setelah “Atur Aku”, Vicky sang vokalis berteriak “Under The fuckin’ Scars!” dan Agung kembali membakar penonton dengan ritem gitar “Under The Scars”. Saya dan ribuan penonton lainnya pun menggila dan headbang mengikuti dentuman sang drummer dan tak lupa untuk sing along. Beberapa lagu selanjutnya saya nikmati dengan cara yang hampir sama, yaitu headbang, sing along, dan istirahat sejenak. Beberapa lagu tersebut adalah “Penjara Batin”, “Shadow of Sorrow”, “House of Greed”, dan sisanya saya sedikit lupa. Yang saya ingat adalah lagu terakhir berjudul “Only The Strong” dipersembahkan oleh Burgerkill untuk saya dan ribuan metalhead lainnya. Dengan berakhirnya lagu tersebut maka berakhir pula acara Hai Day pada hari itu, dan dilanjutkan esok harinya dengan pengisi acara Seringai, Deadsquad, dll.
Dengan leher yang sakit karena headbang saya keluar dari area main stage dengan berjalan santai dan jam menunjukkan pukul 23.43 WIB. Sesampai saya disebuah gerobak penjual minuman, saya membeli sebotol air mineral dengan pita suara yang sudah hampir habis karena sing along beberapa waktu yang lalu. Memang sebuah malam yang sangat menyenangkan. Sempat terpikir oleh saya untuk kembali datang esok hari untuk menyaksikan Seringai dan Deadsquad. Namun, dengan kondisi tubuh saya saat itu tidak mengizinkan saya untuk kembali menyakiti leher dan menyiksa pita suara saya.






No comments:

Post a Comment